Categories
Lingkungan

Bermain dengan tanah sambil EKSPERIMEN TENTANG EROSI

Sebelum Prof Junjun menjelaskan, kalian harus tahu dulu apa itu erosi. Erosi adalah suatu proses terkikisnya lapisan permukaan tanah yang bergeser atau berpindah ke tempat lain. Hal ini bisa disebabkan oleh pergerakan air, angin, es atau gravitasi. Kali ini Profesor Junjun akan mengajak teman-teman melakukan simulasi dengan eksperimen tentang erosi.

Erosi bisa terjadi akibat interaksi antara faktor iklim, topografi, tanah, vegetasi, dan manusia. Salah satu faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap erosi yaitu intensitas curah hujan. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap erosi tanah, yuk, kita lakukan eksperimen erosi!

Alat dan bahan

Sebelum memulai eksperimen tentang erosi, siapkan dahulu alat dan bahan berikut ini.

Alat dan bahan untuk eksperimen tentang erosi (Ilustrator: @ipeho)

Langkah eksperimen tentang erosi

  1. Siapkan 3 botol bekas air mineral yang sudah di potong salah satu sisinya.
  2. Gantungkan atau simpan 3 wadah penampung di dekat mulut botol. Wadah ini akan digunakan untuk menampung air nantinya.
Langkah percobaan 1 dan 2 (Ilustrator: @ipeho)

3. Isi ketiga botol tersebut dengan tanah yang sama.

4. Biarkan botol ke-1 hanya diisi tanah saja.

5. Untuk botol ke-2, tambahkan tumpukan daun kering di atasnya.

6. Pada botol ke-3, tanami rerumputan atau tanaman lainnya..

Langkah percobaan 3-6 (Ilustrator: @ipeho)

7. Siram ketiganya dengan air bersih dengan jumlah atau volume air yang sama.

8. Amati air yang keluar lewat mulut botol dan tertampung dalam wadah

Langkah percobaan 7 dan 8 (Ilustrator: @ipeho)

Apa yang kamu amati dari ketiga botol di atas?

Pada wadah penampung botol ke-1 air tampak hitam. Banyak tanah yang ikut masuk ke dalam wadah penampungan.

Sedangkan pada wadah penampung botol ke-2 air tidak terlalu keruh. Akan tetapi, tetap ada sedikit tanah yang ikut terbawa air.

Wah, lihat! Pada botol ke-3 air yang tertampung tampak jernih. Hampir tidak ada tanah yang ikut terbawa.

Hasil eksperimen erosi (Ilustrator: @ipeho)

Mengapa air yang keluar dari botol ke-3 begitu jernih?

Karena pada tanah di botol ke-3 banyak sekali akar- akar rumput. Akar ini seolah-olah membalut tanah sehingga menjadi satu kesatuan. Tanah jadi tidak mudah terkikis ketika dimasuki air. Akar-akar tersebut membantu tanah untuk menopang air di dalamnya.

Apa hubungannya eksperimen ini dengan erosi?

Pada saat air hujan mengenai tanah yang tidak ditanami pepohonan, tekstur tanah akan berubah menjadi lembek. Akibatnya, tanah jadi mudah bergerak atau berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

Proses inilah yang dinamakan erosi. Sedangkan, tanah yang ditanami pepohonan akan lebih sulit terjadi erosi. Akar-akar tanaman di dalamnya menahan tanah sehingga tanah tidak mudah bergerak. 

Sasa, Popo, dan Profesor Junjun sedang menanam pohon (Ilustrator: Keni)

Kamu juga bisa eksperimen hal lainnya loh di sini!

Categories
Biologi Makhluk Hidup

Cara Memelihara Ulat Sampai Jadi Kupu-kupu

Kalau kamu mau pelihara kupu-kupu dari ulat bisa banget lho..tapi sebelum itu apa kamu tahu proses perubahan kupu-kupu dari ulat ini disebut metamorfosis? Yuk kita baca dulu artikel tentang metamorfosis supaya lebih paham.

Nah untuk melihat proses metamorfosis kupu-kupu secara langsung lebih baik kita buat percobaan berikut :

  1. Tentukan jenis ulat yang ingin dipelihara 

Sasa lagi mikir ulat jenis apa yang akan ditumbuhkan.

Percobaan ini harus dilakukan di musim kemarau ya karena sebagian besar ulat ditemukan di musim kemarau. Setelah kamu tentukan jenis ulat yang ingin dipelihara, pastikan kamu memelihara ulat yg mudah ditemukan makanannya karena setiap ulat memiliki tanaman yg disukai (tanaman inang). Kita ambil contoh misal ulat zebra swallowtail yang tinggal di pohon pepaya.

  1. Temukan ulat di daun atau ranting pohon

Setelah itu, temukan ulat di daun atau ranting pohon. Ambil ulat bersama daun dan ranting tersebut tanpa menyentuh ulatnya. Jika tersentuh maka segera cuci tangan ya supaya tidak gatal atau iritasi.

  1. Siapkan kandang berupa toples atau akuarium yang atasnya ditutup dengan kain saringan 

Siapkan kandang berupa toples atau aquarium yang bersih, aman dan nyaman dengan ukuran yang cukup sebagai tempat ulat berubah menjadi kupu-kupu. Pastikan kandang tersebut memiliki tutup dengan celah-celah kecil. Celah ini berfungsi untuk aliran udara. Atau, bagian atas kandang yang tidak memiliki tutup bisa ditutup dengan kain saringan. Jangan lupa, lapisi bagian bawah kandang dengan tisu supaya mudah dibersihkan. 

  1. Masukkan ranting-ranting atau dahan pohon yang ada ulatnya. Jangan lupa diberi daun yg disemprot air untuk makan dan minumnya ya!

Masukan beberapa ranting atau dahan pohon ke dalam kandang sebagai media untuk ulat dapat merayap dan menggantung saat menjadi pupa. Simpan ulat dalam kandang dan letakkan beberapa daun dari tanaman inangnya yang sudah disemprot air sebagai bahan makan dan minumnya. Bersihkan kandang setiap hari, ganti tisu dan buang daun yang tidak dimakan ulat.

  1. Ulat akan berubah menjadi kepompong

Ulat akan berubah menjadi kepompong dan menggantung di ranting atau dahan. Kepompong tersebut akan berubah warna menjadi lebih gelap atau bening tergantung jenis ulatnya lalu kepompong tersebut akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu selama 10-14 hari di musim panas atau semi.

Nah, jangan lupa untuk memberi makan kupu-kupu berupa daun dari tanaman inangnya ya!

  1. Dalam 10-14 hari kepompong berubah jadi kupu-kupu

Gimana gampang bukan ??? Selamat mencoba yaaaa 🙂

Exit mobile version