Categories
Biologi Makhluk Hidup

Cara Memelihara Ulat Sampai Jadi Kupu-kupu

Kalau kamu mau pelihara kupu-kupu dari ulat bisa banget lho..tapi sebelum itu apa kamu tahu proses perubahan kupu-kupu dari ulat ini disebut metamorfosis? Yuk kita baca dulu artikel tentang metamorfosis supaya lebih paham.

Nah untuk melihat proses metamorfosis kupu-kupu secara langsung lebih baik kita buat percobaan berikut :

  1. Tentukan jenis ulat yang ingin dipelihara 

Sasa lagi mikir ulat jenis apa yang akan ditumbuhkan.

Percobaan ini harus dilakukan di musim kemarau ya karena sebagian besar ulat ditemukan di musim kemarau. Setelah kamu tentukan jenis ulat yang ingin dipelihara, pastikan kamu memelihara ulat yg mudah ditemukan makanannya karena setiap ulat memiliki tanaman yg disukai (tanaman inang). Kita ambil contoh misal ulat zebra swallowtail yang tinggal di pohon pepaya.

  1. Temukan ulat di daun atau ranting pohon

Setelah itu, temukan ulat di daun atau ranting pohon. Ambil ulat bersama daun dan ranting tersebut tanpa menyentuh ulatnya. Jika tersentuh maka segera cuci tangan ya supaya tidak gatal atau iritasi.

  1. Siapkan kandang berupa toples atau akuarium yang atasnya ditutup dengan kain saringan 

Siapkan kandang berupa toples atau aquarium yang bersih, aman dan nyaman dengan ukuran yang cukup sebagai tempat ulat berubah menjadi kupu-kupu. Pastikan kandang tersebut memiliki tutup dengan celah-celah kecil. Celah ini berfungsi untuk aliran udara. Atau, bagian atas kandang yang tidak memiliki tutup bisa ditutup dengan kain saringan. Jangan lupa, lapisi bagian bawah kandang dengan tisu supaya mudah dibersihkan. 

  1. Masukkan ranting-ranting atau dahan pohon yang ada ulatnya. Jangan lupa diberi daun yg disemprot air untuk makan dan minumnya ya!

Masukan beberapa ranting atau dahan pohon ke dalam kandang sebagai media untuk ulat dapat merayap dan menggantung saat menjadi pupa. Simpan ulat dalam kandang dan letakkan beberapa daun dari tanaman inangnya yang sudah disemprot air sebagai bahan makan dan minumnya. Bersihkan kandang setiap hari, ganti tisu dan buang daun yang tidak dimakan ulat.

  1. Ulat akan berubah menjadi kepompong

Ulat akan berubah menjadi kepompong dan menggantung di ranting atau dahan. Kepompong tersebut akan berubah warna menjadi lebih gelap atau bening tergantung jenis ulatnya lalu kepompong tersebut akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu selama 10-14 hari di musim panas atau semi.

Nah, jangan lupa untuk memberi makan kupu-kupu berupa daun dari tanaman inangnya ya!

  1. Dalam 10-14 hari kepompong berubah jadi kupu-kupu

Gimana gampang bukan ??? Selamat mencoba yaaaa 🙂

Categories
Biologi Makhluk Hidup

Metamorfosis, Transformasi Bentuk Makhluk Hidup

Menurut kamu jika kupu-kupu mempunyai anak, bagaimana bentuknya? Apakah akan berupa kupu-kupu dengan tubuh yang kecil? Ternyata tidak loh! Anak dari kupu-kupu adalah ulat!

Bagaimana bisa ulat merupakan anak kupu-kupu? Bentuknya saja sudah berbeda bukan?

Ya, kupu-kupu dan ulat memang berbeda ya bentuknya. Namun ternyata kupu-kupu selama proses daur hidupnya mengalami metamorfosis loh! Artinya hewan ini mengalami transformasi atau perubahan bentuk.

Metamorfosis berasal dari kata “meta” yang berarti perubahan dan “morpho” yang berarti bentuk. Metamorfosis merupakan proses perkembangan hewan yang mengalami perubahan bentuk fisik dari lahir hingga menjadi hewan dewasa.

Contohnya pada kupu-kupu, tahap metamorfosis nya dimulai dari telur yang kemudian menetas menjadi ulat. Ulat akan berubah menjadi kepompong atau pupa. Dari kepompong ini nanti akan keluar seekor kupu-kupu. Setiap tahap hidupnya memiliki bentuk fisik yang berbeda kan!

Pada umumnya, setiap serangga akan mengalami metamorfosis. Contohnya seperti nyamuk, belalang, semut, capung, kecoa, dan masih banyak lagi.

Namun ada juga hewan selain serangga yang mengalami metamorfosis. Contohnya adalah katak. Berudu atau kecebong adalah anak dari katak yang akan berubah menjadi katak dewasa nantinya.

Categories
Lingkungan

Ekosistem, Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Apa sih ekosistem itu? Kamu pernah mendengarnya? Yuk belajar bersama Sasa dan Popo.

Walaupun kita melihat kucing itu hidup sendiri, namun kucing ini tidak hidup sendiri loh! Coba, menurut kamu kira-kira di lingkungan rumahnya Sasa, ada makhluk hidup yang lain tidak? Tentu ada! Ada sekelompok manusia yang hidup di sana, kemudian pasti ada berbagai macam tanaman, ada burung-burung liar, berbagai macam serangga, dan masih banyak lagi.

Nyatanya makhluk hidup tidak hidup sendirian. Mereka berbagi tempat tinggal dengan makhluk hidup yang lain. Semua yang hidup bisa kita sebut sebagai komponen biotik.

Berapa kucing yang sedang dirawat oleh Sasa dan Popo? Ada 1 kucing bukan? Satu makhluk hidup bisa kita sebut sebagai individu.

Individu. (Ilustrator: @ipeho)

Kamu pernah melihat sekelompok semut yang tinggal di sarang yang sama? Sekelompok semut ini bisa kita sebut sebagai populasi semut. Populasi adalah sekelompok makhluk hidup sejenis yang tinggal bersama-sama. Sarang lebah berisi populasi lebah.

Populasi semut. (Ilustrator: @ipeho)
Populasi burung. (Ilustrator: @ipeho)
(Ilustrasi: @ipeho)

Pada satu habitat, kita bisa menemukan populasi-populasi hewan yang berbeda. Mereka membentuk yang namanya komunitas. Berarti komunitas terjadi jika ada berbagai macam kelompok makhluk hidup yang tinggal di satu tempat yang sama.

Jadi kita sudah belajar yang namanya individu, populasi, serta komunitas. Apakah kamu bisa melihat perbedaannya pada gambar di atas?

Sasa dan Popo. (Ilustrator: Keni)

Mereka kita sebut sebagai komponen abiotik.  Tidak mungkin kan makhluk hidup tinggal di tempat yang tidak ada air dan udara?  

Nah, ketika komponen biotik ini berinteraksi dengan komponen abiotik barulah terbentuk yang namanya ekosistem. Pada habitat kebun, populasi tanaman, kupu-kupu, ulat, cacing, dan lebah membentuk sebuah komunitas. Komunitas ini akan berinteraksi dengan matahari, air, udara, dan tanah yang ada di kebun membentuk sebuah ekosistem.

Ekosistem. (Ilustrator: @ipeho)

Lalu apa hubungan yang bisa terjadi pada makhluk di suatu ekosistem? Yuk kita pelajari lebih lanjut bersama Sasa dan Popo

Categories
Uncategorized

Halo Dunia!

Ini adalah postingan pertama di web SainsPop junior. Tunggu postingan-postingan kita selanjutnya ya…

Exit mobile version